Kamis, September 17, 2009

Cara Jepang “Mengharamkan” Rokok

Informasi ini sekedar menunjukkan bentuk kepedulian Jepang akan kesehatan dan kenyamanan warganya.

* Tahun 2004, Pemerintah Jepang menaikan harga rokok. Dengan dinaikannya rokok, tidak menyebabkan ongkos bus, taksi, dll menjadi naik.

* Tahun 2007 akhir, Pemerintah Jepang memasang larangan merokok di semua taksi di Jepang, tidak terkecuali untuk pengemudinya. Kalau di Indonesia, penumpang mengalah kepada sopir taksi yang merokok.

* Tahun 2008, Pemerintah Jepang mengeluarkan kartu “Taspo”, yaitu semacam SIK (Surat Ijin Merokok), dengan tujuan anak di bawah umur 20 tahun tidak boleh merokok. Masing-masing perokok wajib terdaftar sebagai perokok dan wajib memiliki kartu tersebut. Kartu Taspo ini sangat sakti. Mesin penjual rokok atau toko tidak akan menjual rokoknya kepada yang tidak memiliki kartu ini.

* Kartu ini juga akan mendeteksi presentase pengguaan rokok per bulan dalam hitungan grafik, yang berhubungan dengan kesehatan dunia dan sebagainya.

* Rokok di Jepang dibuatkan semacam klasifikasi dari 10 s/d 1. Tujuannya adalah memberikan penyuluhan kepada perokok untuk berhenti secara alami. Klasifikasi tingkat 10 adalah yang paling berat, baik itu kadar tar, nikotin, dll. Setelah itu kita biasakan dengan rokok klasifikasi 9, 8, 7, dst., akhirnya klasifikasi tingkat-1, yaitu rokok yang paling ringan. Kalau sudah terbiasa menghisap rokok klasifikasi-1, tidak merokok sama sekali pun kita bisa.

* Tempat-tempat merokok disediakan bagi perokok hampir di pusat-pusat kota

* Merokok sambil berjalan bisa didenda 5000 yen/ 400 rebu di tempat!

* Awal 2009, dikabarkan harga rokok akan naik berlipat-lipat, dari 300 yen menjadi 900 yen. Dijamin, gaji akan habis kalau nekad beli rokok tiap hari.

Semua karena pemerintah peduli kepada warganya.

[muslimdaily.net/kaskus]

Dahsyatnya Gelombang Penghancur Iman Dan Akhlaq



Oleh: H. Hartono Ahmad Jaiz

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Ada gelombang dahsyat yang menimpa ummat Islam sedunia, yaitu gelombang budaya jahiliyah yang merusak akhlaq dan aqidah manusia yang disebarkan lewat televisi dan media lainnya. Gelombang itu pada hakekatnya lebih ganas dibanding senjata-senjata nuklir yang sering dipersoalkan secara internasional. Hanya saja gelombang dahsyat itu karena sasarannya merusak akhlaq dan aqidah, sedang yang paling menjunjung tinggi akhlaq dan aqidah itu adalah Islam, maka yang paling prihatin dan menjadi sasaran adalah ummat Islam. Hingga, sekalipun gelombang dahsyat itu telah melanda seluruh dunia, namun pembicaraan hanya sampai pada tarap keluhan para ulama dan Muslimin yang teguh imannya, serta sebagian ilmuwan yang obyektif.
Gelombang dahsyat itu tak lain adalah budaya jahiliyah yang disebarkan lewat aneka media massa, terutama televisi, VCD/ CD, radio, majalah, tabloid, koran,dan buku-buku yang merusak akhlak.
Dunia Islam seakan menangis menghadapi gelombang dahhsyat itu. Bukan hanya di Indonesia, namun di negara-negara lain pun dilanda gelombang dahsyat yang amat merusak ini.
Di antara pengaruh negatif televisi adalah membangkitkan naluri kebinatangan secara dini… dan dampak dari itu semua adalah merosotnya akhlak dan kesalahan yang sangat mengerikan yang dirancang untuk menabrak norma-norma masyarakat. Ada sejumlah contoh bagi kita dari pengkajian Charterz (seorang peneliti) yang berharga dalam masalah ini di antaranya ia berkata: “Sesungguhnya pembangkitan syahwat dan penayangan gambar-gambar porno, dan visualisasi (penampakan gambar) trik-trik porno, di mana sang bintang film menanamkan rasa senang dan membangkitkan syahwat bagi para penonton dengan cara yang sangat fulqar bagi kalangan anak-anak dan remaja itu amat sangat berbahaya.”
Peneliti ini telah mengadakan statistik kumpulan film-film yang ditayangkan untuk anak-anak sedunia, ia mendapatkan bahwa:
• 29,6% film anak-anak bertemakan seks
• 27,4% film anak-anak tentang menanggulangi kejahatan
• 15% film anak-anak berkisar sekitar percintaan dalam arti syahwat buka-bukaan.
Terdapat pula film-film yang menampilkan kekerasan yang menganjurkan untuk balas dendam, memaksa, dan brutal.
Hal itu dikuatkan oleh sarjana-sarjana psikologi bahwa berlebihan dalam menonton program-program televisi dan film mengakibatkan kegoncangan jiwa dan cenderung kepada sifat dendam dan merasa puas dengan nilai-nilai yang menyimpang. (Thibah Al-Yahya, Bashmat ‘alaa waladi/ tanda-tanda atas anakku, Darul Wathan, Riyadh, cetakan II, 1412H, hal 28).
Jangkauan lebih luas
Apa yang dikemukakan oleh peneliti beberapa tahun lalu itu ternyata tidak menjadi peringatan bagi para perusak akhlaq dan aqidah. Justru mereka tetap menggencarkan program-programnya dengan lebih dahsyat lagi dan lebih meluas lagi jangkauannya, melalui produksi VCD dan CD yang ditonton oleh masyarakat, dari anak-anak sampai kakek- nenek, di rumah masing-masing. Gambar-gambar yang merusak agama itu bisa disewa di pinggir-pinggir jalan atau dibeli di kaki lima dengan harga murah. Video dan komputer/ CD telah menjadi sarana penyaluran budaya kaum jahili untuk merusak akhlaq dan aqidah ummat Islam. Belum lagi situs-situs porno di internet.
Budaya jahiliyah itu jelas akan menjerumuskan manusia ke neraka. Sedangkan Allah Subhannahu wa Ta’ala memerintahkan kita agar menjaga diri dan keluarga dari api Neraka. Firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At-Tahriim: 6).
Sirkulasi perusakan akhlaq dan aqidah
Dengan ramainya lalulintas tayangan yang merusak aqidah dan akhlaq lewat berbagai jalur itu penduduk dunia -dalam pembicaraan ini ummat Islam– dikeroyok oleh syetan-syetan perusak akhlaq dan aqidah dengan aneka bentuk. Dalam bentuk gambar-gambar budaya jahiliyah, di antaranya disodorkan lewat televisi, film-film di VCD, CD, bioskop, gambar-gambar cetak berupa foto, buku, majalah, tabloid dsb. Bacaan dan cerita pun demikian.
Tayangan, gambar, suara, dan bacaan yang merusak aqidah dan akhlaq itu telah mengeroyok Muslimin, kemudian dipraktekkan langsung oleh perusak-perusak aqidah dan akhlaq dalam bentuk diri pribadi, yaitu perilaku. Lalu masyarakatpun meniru dan mempraktekkannya. Sehingga praktek dalam kehidupan sehari-hari yang sudah menyimpang dari akhlaq dan aqidah yang benar itupun mengepung ummat Islam.
Dari sisi lain, praktek tiruan dari pribadi-pribadi pendukung kemaksiatan itupun diprogramkan pula untuk dipompakan kepada masyarakat dengan aneka cara, ada yang dengan paksa, misalnya menyeragami para wanita penjaga toko dengan pakaian ala jahiliyah. Sehingga, ummat Islam didesak dengan aneka budaya yang merusak aqidah dan akhlaq, dari yang sifatnya tontonan sampai praktek paksaan.
Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam memperingatkan agar ummat Islam tidak mematuhi suruhan siapapun yang bertentangan dengan aturan Allah swt. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam Bersabda:

لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى. (رواه أحمد في مسنده 20191).

“Tidak ada ketaatan bagi makhluk dalam maksiat pada Allah Tabaraka wa Ta’ala.” ( Hadits Riwayat Ahmad, dalam Musnadnya nomor 20191).
Sikap Ummat Islam
Masyarakat Muslim pun beraneka ragam dalam menghadapi kepungan gelombang dahsyat itu. Golongan pertama, prihatin dengan bersuara lantang di masjid-masjid, di majlis-majlis ta’lim dan pengajian, di tempat-tempat pendidikan, dan di rumah masing-masing. Mereka melarang anak-anaknya menonton televisi karena hampir tidak diperoleh manfaat darinya, bahkan lebih besar madharatnya. Mereka merasakan kesulitan dalam mendidikkan anak-anaknya. Kemungkinan, tinggal sebagian pesantrenlah yang relatif lebih aman dibanding pendidikan umum yang lingkungannya sudah tercemar akhlaq buruk.
Ummat Islam adalah golongan pertama yang ingin mempertahan-kan aqidah dan akhlaq anak-anaknya itu, di bumi zaman sekarang ini ibarat orang yang sedang dalam keadaan menghindar dari serangan musuh. Harus mencari tempat perlindungan yang sekira-nya aman dari aneka “peluru” yang ditembakkan. Sungguh!
Golongan kedua, Ummat Islam yang biasa-biasa saja sikapnya. Diam-diam masyarakat Muslim yang awam itu justru menikmati aneka tayangan yang sebenarnya merusak akhlaq dan aqidah mereka dengan senang hati. Mereka beranggapan, apa-apa yang ditayangkan itu sudah lewat sensor, sudah ada yang bertanggung jawab, berarti boleh-boleh saja. Sehingga mereka tidak merasa risih apalagi bersalah. Hingga mereka justru mempersiap-kan aneka makanan kecil untuk dinikmati sambil menonton tayangan-tayangan yang merusak namun dianggap nikmat itu. Sehingga mereka pun terbentuk jiwanya menjadi penggemar tayangan-tayangan itu, dan ingin mempraktekkannya dalam kehidupan. Tanpa disarari mereka secara bersama-sama dengan yang lain telah jauh dari agamanya.
Golongan ketiga, masyarakat yang juga mengaku Islam, tapi lebih buruk dari sikap orang awam tersebut di atas. Mereka berangan-angan, betapa nikmatnya kalau anak-anaknya menjadi pelaku-pelaku yang ditayangkan itu. Entah itu hanya jadi penjoget di belakang penyanyi (namanya penjoget latar), atau berperan apa saja, yang penting bisa tampil. Syukur-syukur bisa jadi bintang top yang mendapat bayaran besar. Mereka tidak lagi memikir tentang akhlaq, apalagi aqidah. Yang penting adalah hidup senang, banyak duit, dan serba mewah, kalau bisa agar terkenal. Untuk mencapai ke “derajat” itu, mereka berani mengorbankan segalanya termasuk apa yang dimiliki anaknya. Na’udzubillaah. Ini sudah bukan rahasia lagi bagi orang yang tahu tentang itu. Na’udzu billah tsumma na’udzu billah.
Golongan pertama yang ingin mempertahankan akhlaq dan aqidah itu dibanding dengan golongan yang ketiga yang berangan-angan agar anaknya ataupun dirinya jadi perusak akhlaq dan aqidah, boleh jadi seimbang jumlahnya. Lantas, golongan ketiga –yang ingin jadi pelaku perusak akhlaq dan aqidah itu– digabung dengan golongan kedua yang merasa nikmat dengan adanya tayangan maksiat, maka terkumpullah jumlah mayoritas. Hingga Muslimin yang mempertahankan akhlaq dan aqidah justru menjadi minoritas.
Itu kenyataan. Buktinya, kini masyarakat jauh lebih meng-unggulkan pelawak daripada ulama’. Lebih menyanjung penyanyi dan penjoget daripada ustadz ataupun kiyai. Lebih menghargai bintang film daripada guru ngaji. Dan lebih meniru penjoget daripada imam masjid dan khatib.
Ungkapan ini secara wajar tampak hiperbol, terlalu didramatisir secara akal, tetapi justru secara kenyataan adalah nyata. Bahkan, bukan hanya suara ulama’ yang tak didengar, namun Kalamullah pun sudah banyak tidak didengar. Sehingga, suara penyayi, pelawak, tukang iklan dan sebagainya lebih dihafal oleh masyarakat daripada Kalamullah, ayat-ayat Al-Quran. Fa nastaghfirulaahal ‘adhim.
Tayangan-tayangan televisi dan lainnya telah mengakibatkan berubahnya masyarakat secara drastis. Dari berakhlaq mulia dan tinggi menjadi masyarakat tak punya filter lagi. Tidak tahu mana yang ma’ruf (baik) dan mana yang munkar (jelek dan dilarang). Bahkan dalam praktek sering mengutamakan yang jelek dan terlarang daripada yang baik dan diperintahkan oleh Allah SWT.
Berarti manusia ini telah merubah keadaan dirinya. Ini mengakibatkan dicabutnya ni’mat Allah akibat perubahan tingkah manusia itu sendiri, dari baik menjadi tidak baik. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS Ar-Ra’d/ 13:11).
Mencampur kebaikan dengan kebatilan
Kenapa masyarakat tidak dapat membedakan kebaikan dan keburukan? Karena “guru utama mereka” adalah televisi. Sedang program-program televisi adalah menampilkan aneka macam yang campur aduk. Ada aneka macam kebohongan misalnya iklan-iklan yang sebenarnya bohong, tak sesuai dengan kenyataan, namun ditayangkan terus menerus. Kebohongan ini kemudian dilanjutkan dengan acara tentang ajaran kebaikan, nasihat atau pengajian agama. Lalu ditayangkan film-film porno, merusak akhlaq, merusak aqidah, dan menganjurkan kesadisan. Lalu ditayangkan aneka macam perkataan orang dan berita-berita yang belum tentu mendidik. Sehingga, para penonton lebih-lebih anak-anak tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Masyarakat pun demikian. Hal itu berlangsung setiap waktu, sehingga dalam tempo sekian tahun, manusia Muslim yang tadinya mampu membedakan yang haq dari yang batil, berubah menjadi manusia yang berfaham menghalalkan segala cara, permissive atau ibahiyah, apa-apa boleh saja.
Munculnya masyarakat permissive itu karena adanya penyingkiran secara sistimatis terhadap aturan yang normal, yaitu larangan mencampur adukkan antara yang haq (benar) dan yang batil. Yang ditayangkan adalah jenis pencampur adukan yang haq dan yang batil secara terus menerus, ditayangkan untuk ditonton oleh masyarakat. Padahal Allah Subhannahu wa Ta’ala telah melarang pencampur adukan antara yang haq dengan yang batil:
“Dan janganlah kamu campur adukkan yang haq dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu sedang kamu mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 42).
Dengan mencampur adukkan antara yang benar dengan yang batil secara terus menerus, akibatnya mempengaruhi manusia untuk tidak menegakkan yang haq/ benar dan menyingkirkan yang batil. Kemudian berakibat tumbuhnya jiwa yang membolehkan kedua-duanya berjalan, akibatnya lagi, membolehkan tegaknya dan merajalelanya kebatilan, dan akibatnya pula menumbuhkan jiwa yang berpandangan serba boleh. Dan terakhir, tumbuh jiwa yang tidak bisa lagi membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Lantas, kalau sudah tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang haq dan mana yang batil, lantas keimanannya di mana?
Menipisnya keimanan itulah bencana yang paling parah yang menimpa ummat Islam dari proyek besar-besaran dan sistimatis serta terus menerus yang diderakan kepada ummat Islam sedunia. Yaitu proyek mencampur adukkan antara kebaikan dan keburukan lewat aneka tayangan. Apakah upaya kita untuk membentengi keimanan kita?

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ

Sudah Terujikah Iman Kita



marilah kita merenungkan salah satu firman Allah dalam surat Al-‘Ankabut ayat 2 dan 3:
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa salah satu konsekuensi pernyataan iman kita, adalah kita harus siap menghadapi ujian yang diberikan Allah Subhannahu wa Ta’ala kepada kita, untuk membuktikan sejauh mana kebenaran dan kesungguhan kita dalam menyatakan iman, apakah iman kita itu betul-betul bersumber dari keyakinan dan kemantapan hati, atau sekedar ikut-ikutan serta tidak tahu arah dan tujuan, atau pernyataan iman kita didorong oleh kepentingan sesaat, ingin mendapatkan kemenangan dan tidak mau menghadapi kesulitan.
Bila kita sudah menyatakan iman dan kita mengharapkan manisnya buah iman yang kita miliki yaitu Surga sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah Subhannahu wa Ta’ala :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka adalah Surga Firdaus menjadi tempat tinggal. (Al-Kahfi 107).
Maka marilah kita bersiap-siap untuk menghadapi ujian berat yang akan diberikan Allah kepada kita, dan bersabarlah kala ujian itu datang kepada kita. Allah memberikan sindiran kepada kita, yang ingin masuk Surga tanpa melewati ujian yang berat.
Apakah kalian mengira akan masuk Surga sedangkan belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa malapetaka dan keseng-saraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersama-nya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguh-nya pertolongan Allah itu amat dekat”. (Al-Baqarah 214).
Cobalah kita renungkan, apa yang telah kita lakukan untuk membuktikan keimanan kita? cobaan apa yang telah kita alami dalam mempertahankan iman kita? Apa yang telah kita korbankan untuk memperjuangkan aqidah dan iman kita? Bila kita memper-hatikan perjuangan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam dan orang-orang terdahulu dalam mempertahankan iman mereka, dan betapa pengorbanan mereka dalam memperjuangkan iman mereka, mereka rela mengorbankan harta mereka, tenaga mereka, pikiran mereka, bahkan nyawapun mereka korbankan untuk itu. Rasanya iman kita ini belum seberapanya atau bahkan tidak ada artinya bila dibandingkan dengan iman mereka. Apakah kita tidak malu meminta balasan yang besar dari Allah sementara pengorbanan kita sedikit pun belum ada?
Ujian yang diberikan oleh Allah kepada manusia adalah berbeda-beda.
Dan ujian dari Allah bermacam-macam bentuknya, setidak-nya ada empat macam ujian yang telah dialami oleh para pendahulu kita:
Yang pertama: Ujian yang berbentuk perintah yang wajib dilaksanakan, seperti perintah Allah kepada Nabi Ibrahim Alaihissalam untuk menyembelih putranya yang sangat ia cintai, perintah Allah agar Rasulullah Hijrah dari makkah kota yang beliau cintai, dan lain2, hal tersebut adalah pelajaran yang sangat berharga bagi kita, dan sangat perlu kita tauladani, karena sebagaimana kita rasakan dalam kehidupan kita, banyak sekali perintah Allah yang dianggap berat bagi kita, dan dengan berbagai alasan kita berusaha untuk tidak melaksanakannya. Sebagai contoh, Allah telah memerintahkan kepada para wanita Muslimah untuk mengenakan jilbab (pakaian yang menutup seluruh aurat) secara tegas untuk membedakan antara wanita Muslimah dan wanita musyrikah sebagaimana firmanNya:
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mumin” “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab, 59).
Namun kita lihat sekarang masih banyak wanita Muslimah di Indonesia khususnya tidak mau memakai jilbab dengan berbagai alasan, tuntutan karir, menganggap jilbab itu tidak modis, atau beranggapan bahwa jilbab adalah bagian dari budaya bangsa Arab, ada juga yang menunda nunda nanti saja kalau sudah nikah, nanti saja kalau sudah punya anak, nanti saja kalau sudah tua, dan lain2. Ini pertanda bahwa iman mereka belum lulus ujian. Padahal Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam memberikan ancaman kepada para wanita yang tidak mau memakai jilbab dalam sabdanya:
“Dua golongan dari ahli Neraka yang belum aku lihat, satu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, yang dengan cambuk itu mereka memukul manusia, dan wanita yang memakai baju tetapi telanjang berlenggak-lenggok menarik perhatian, kepala-kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mencium wanginya”. (HR. Muslim, Shahih Muslim dengan Syarh An-Nawawi cet. Dar Ar-Rayyan, juz 14 hal. 109-110).
Yang kedua: Ujian yang berbentuk larangan untuk ditinggalkan seperti halnya yang terjadi pada Nabi Yusuf Alaihissalam yang diuji dengan seorang perempuan cantik, yang mana ada kesempatan untuk berbuat maksiat tapi dengan keteguhan nabi Yusuf maka beliau pun menjauhi wanita tersebut.
Sikap Nabi Yusuf Alaihissalam ini perlu kita ikuti, terutama oleh para pemuda Muslim di zaman sekarang, di saat pintu-pintu kemaksiatan terbuka lebar, pelacuran merebak di mana-mana, minuman keras dan obat-obat terlarang sudah merambah berbagai lapisan masyarakat, sampai-sampai anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar pun sudah ada yang kecanduan. Perzinahan sudah seakan menjadi barang biasa bagi para pemuda, sehingga tak heran bila menurut sebuah penelitian, bahwa di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya enam dari sepuluh remaja putri sudah tidak perawan lagi. Di antara akibatnya setiap tahun sekitar dua juta bayi dibunuh dengan cara aborsi, atau dibunuh beberapa saat setelah si bayi lahir. Keadaan seperti itu diperparah dengan semakin banyaknya media cetak yang berlomba-lomba memamerkan aurat wanita, juga media elektronik dengan acara-acara yang sengaja dirancang untuk membangkitkan gairah seksual para remaja. Pada saat seperti inilah sikap Nabi Yusuf Alaihissalam perlu ditanamkan dalam dada para pemuda Muslim. Para pemuda Muslim harus selalu siap siaga menghadapi godaan demi godaan yang akan menjerumuskan dirinya ke jurang kemaksiatan.
Yang ketiga: Ujian yang berbentuk musibah seperti terkena penyakit, ditinggalkan orang yang dicintai dan sebagainya. Sebagai contoh, Nabi Ayyub Alaihissalam yang diuji oleh Allah dengan penyakit yang sangat buruk sehingga tidak ada sebesar lubang jarum pun dalam badannya yang selamat dari penyakit itu selain hatinya, seluruh hartanya telah habis tidak tersisa sedikitpun untuk biaya pengobatan penyakitnya dan untuk nafkah dirinya, seluruh kerabatnya meninggalkannya, tinggal ia dan isterinya yang setia menemaninya dan mencarikan nafkah untuknya. di sini Nabi Ayub Alaihissalam membuktikan ketangguhan imannya, tidak sedikitpun ia merasa menderita dan tidak terbetik pada dirinya untuk menanggalkan imannya. Iman seperti ini jelas tidak dimiliki oleh banyak saudara kita yang tega menjual iman dan menukar aqidahnya dengan sekantong beras dan sebungkus sarimi, karena tidak tahan menghadapi kesulitan hidup yang mungkin tidak seberapa bila dibandingkan dengan apa yang dialami oleh Nabi Ayyub Alaihissalam ini.
Yang keempat: Ujian lewat tangan orang-orang kafir dan orang-orang yang tidak menyenangi Islam. Apa yang dialami oleh Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa salam dan para sahabatnya terutama ketika masih berada di Mekkah kiranya cukup menjadi pelajaran bagi kita, betapa keimanan itu diuji dengan berbagai cobaan berat yang menuntut pengorbanan harta benda bahkan nyawa.
Demikian lah beberapa ujian iman,
Mudah-mudahan kita semua diberikan ketabahan dan kesabaran oleh Allah dalam menghadapi ujian yang akan diberikan olehNya kepada kita. Amin.(rdsfmsolo)

Rabu, September 16, 2009

Doa Untuk Orang Tua yang Tidak Jelas Keislamannya

Ada orang yang masuk Islam, namun kedua orang tuanya masih kafir. Lalu ia menjadi tawanan ketika ia masih kecil. Kedua orang tuanya sudah meninggal, sementara ia tidak mengetahui apakah kedua orang tuanya sudah masuk Islam atau belum? Berat sangkanya bahwa ibunya sudah masuk Islam, namun bapaknya tidak. Apakah boleh ia memohonkan ampunan dan rahmat untuk keduanya?

Jawaban:

Ia tidak boleh mendoakan mereka berdua secara khusus, karena pada asalnya mereka masih dalam kekafiran (sebelum jelas keislamannya). Sementara mendoakan orang kafir adalah haram. Allah berfirman:

"Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam." (QS.At-Taubah : 113)

Akan tetapi dia dianjurkan untuk berdoa memohan ampunan rahmat bagi setiap muslim dari kedua orang tuanya semuanya. Termasuk juga di antaranya ibu, bapak dan kakek dan nenek moyangnya hingga sampai kepada Adam -'alaihissalam--. Wallahu A'lam.

Dari Fatawa Imam An-Nawawi hal. 84

Sabtu, September 12, 2009

Kenapa Kalian Mengkhawatirkan Jihad ??

Jihad Fie Sabilillah, Pengertian dan Tujuannya

Sesungguhnya segala puji adalah kepunyaan Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan memohon perlindungan-Nya dari keburukan diri-diri kami, dari kejelekan amal-amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri dia hidayah, maka tiada siapapun yang mampu menyesatkannya.Barangsiapa yang Allah telah sesatkan dia, maka tiada siapapun yang mampu memberinya hidayah. Dan aku bersaksi bahwa tiada Ilah (Tuhan) selain Allah Dia Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.

Pengertian Lughah (Bahasa), jihad berasal dari kata : "Jahada", artinya Badzluth Thaaqah Wal-Wus'I, Au Huwa Al-Masyaqqah (Lisanul Arab 4/107, Taajul Arus 2/329, Asasul Balaghah 1/144, Badaa-I' ush Shanaa-'I, Alkisani 7/97)

Adapun pengertian syar'ie, Jihad ialah sebagaimana digambarkan dalam hadits ini:

'Seorang lelaki berkata kepada Rasulullah s.a.w, Apakah Jihad itu? Rasulullah s.a.w menjawab: Yaitu kamu memerangi kafir ketika menjumpai mereka"

Kalimat di atas merupakan potongan hadits Shahih riwayat Ahmad dengan sanad yang Rijalnya Rijaalush Shahih (periwayat shahih).

Jumhur fuqaha berpendapat, bahwa kalimat Al-jihad, jika diartikan secara mutlak, maka berarti Al-Qital (perang) dan mengerahkan segala kemampuan dengan peperangan itu demi tegaknya kalimat Allah.

Pengertian yang agak mencakup ialah sebagaimana disebutkan oleh Hanafiyyin:"Mengerahkan segala usaha dan kekuatan, dengan melaksanakan perang di jalan Allah Azza Wa-Jalla, dengan jiwa, harta dan lisan dan selainnya" (Badaa-I' ush Shanaa-'I, Alkisani 7/97)

Adapun pengertian "Fie Sabilillah", jika dimaksudkan secara mutlak, berarti menunjuk kepada pengertian yang dikehendaki oleh pengertian Al-Jihad, yaitu bermakna Al-Qital (perang, di jalan Allah) (Ats-Tsamratul Jiyaad Fii Masaa-ili Fiqhil Jihaad;8). Karena itulah para penulis kitab memasukkan hadits Bukhari "Barangsiapa yang shaum sehari di jalan Allah, Allah akan menjauhkannya dari api naar (neraka) sejauh 70 tahun" ke dalam bab Jihad. Ini dapat dirujuk dalam kitab At-targhib wat-tarhiib oleh Al-Mundziry, Shahih Bukhari dan selainnya"

Perhatian:
Bahwa memahami pengertian Jihad menurut pengertian syar'I adalah sangat penting. Sebagaimana ibadah sholat, shaum memiliki rukun dan adab-adab tersendiri dan sunnah-sunnahnya, maka demikian pula dengan Jihad.

Sebagai contoh, Shaum pada asalnya bermakna "Menahan dan mencegah". Sedangkan Shalat berarti "Berdo'a dan merendah diri sepenuh hati". Akan tetapi setelah Allah menyempurnakan dien (agama) Nya, tidak sah seseorang yang menahan diri dari bicara atau makan dan minum saja di sembarang waktu dikatakan sebagai shaum (puasa). Begitu pula tidak boleh seseorang yang hanya berdo'a dan merendah diri dengan sepenuh hati dapat dikatakan bahwa dia telah mendirikan Sholat.

Demikian halnya Jihad, kewajiban ini tidak secara otomatis gugur ketika seseorang melaksanakan dakwah atau membelanjakan hartanya. Tidak ada seorangpun dari kalangan ummat, baik salaf maupun khalaf yang memahami ayat : "Berangkatlah kamu dalam keadaan berat dan ringan�EAt-Taubah:41) " atau :"Mengapakah kamu ini jika dikatakan kepada kamu berangkatlah di jalan Allah (At-Taubah:38) " sebagai; "Berangkatlah kamu pergi untuk Thalabul Ilmi" atau memahaminya sebagai : "Berangkatlah untuk berdakwah kepada kebaikan". Maka tetaplah bahwa jika suatu kata diartikan sebagai arti syar'I, ini bermakna dimaksudkan sebagai pengertian khusus dan terbatas , tidak dapat dipalingkan kepada pengertian yang lainnya, kecuali ada dalil pembanding lain yang memalingkannya.

Maka ketahuilah, Bahwa Jihad Fie Sabiilillah, jika diartikan mutlak, maka tidak bisa tidak, yang dimaksudkan adalah berjihad melawan kaum kafir dengan pedang (senjata), sampai mereka masuk Islam atau memberi jizyah (upeti) dari tangan mereka, sedang mereka dalam keadaan rendah (Muqaddimah Ibnu Rusyd 1/369)

Tanpa memahami masalah dengan menggunakan mizan (barometer) syar'I, maka urusan akan menjadi kacau balau dan simpang siur, akan terjadi miskonsepsi, kehendak dan tujuan syar'I menjadi hilang dan tak terlaksana. Kita mohon keselamatan dan afiat dari Allah, di dunia dan akhirat. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau sesatkan kami setelah Engkau beri kami hidayah, dan kurniakanlah kami rahmat dari sisi-MU, sesungguhnya Engkau Maha pemberi kurnia.

Tujuan syar'I pelaksanaan Jihad:

  1. Menghancurkan benteng penghalang yang menyekat tersebarnya dien (agama) ini ke seluruh penjuru alam, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah: "Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah di muka bumi ini, dan jadilah dien ini semuanya milik Allah" (Al-anfal 39).

  2. Mencegah dan menghilangkan kezhaliman sekaligus menetapkan kebenaran sejati demi menghapuskan kerusakan dan kebobrokan, firman Allah: "�EI>dan sekiranya Allah tidak menolak keganasan sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya akan rusaklah bumi ini, akan tetapi Allah Maha memiliki kurnia yang dicurahkan atas semesta alam " (Al-Baqarah (2):251). Dan firmannya yang lain : "Telah diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi karena mereka dianiaya, dan sesungguhnya Allah Maha berkuasa untuk menolong mereka.Yaitu orang yang diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, lantaran mereka mengatakan :"Sesungguhnya Rabb (Tuhan) kami adalah Allah. Dan sekiranya Allah tidak menolak keganasan manusia atas manusia yang lainnya, tentu telah dirobohkan biara-biara nasrani, gereja-gereja, biara-biara, rumah ibadah Yahudi dan Masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha Perkasa" (Al-Hajj (22):39-40).

  3. Menjaga eksistensi kaum Muslimin,kemuliaan dan kehormatan mereka, juga demi menolong golongan yang lemah (Mustadh'afin), sebagaimana firman Allah: "Dan mengapakah kamu tidak berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki,wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya mereka berdo'a : 'Wahai Rabb kami, keluarkanlah kami dari negeri ini, yang zhalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau" (An-nisa (4):75).

  4. Menghinakan dan menggentarkan musuh-musuh Allah, sekaligus menghentikan keganasan mereka, sebagaimana firman Allah :"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya, dan tidak beragama dengan agama yang benar (Islam), dari kalangan orang-orang yang diberi kitab (Ahlul kitab), sampai mereka membayar jizyah (upeti) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk" (At-Taubah (9):29). Dan firman Allah yang lainnya: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan) (Al-Anfal (8):60), juga firman Allah yang lain: Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mu'min (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan (Nya) (An-nisa (4):84)

  5. Membersihkan hati orang-orang yang beriman, menghapuskan kaum kafir dan memilih syuhada. Firman Allah: Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar. (Ali Imran (3):140-142), firman Allah yang lain: Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.(Ali Imran (3):154)

  6. Untuk tamkin (pengukuhan) dan penegakan syari'at Islam yang adil, demi kebaikan manusia, dibawah naungan Manhaj Allah. Firman Allah: (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma`ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.(Al-Hajj (22):141). Dalam Hadits disebutkan : "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia, sehingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan) selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, dan mereka mendirikan sholat, dan menunaikan zakat. Maka jika mereka melaksanakan semua itu, selamatlah harta dan jiwa mereka, kecuali dengan hak Islam, maka hisabnya adalah atas Allah" (HR.Bukhari Muslim)

  7. Melegakan dan menghilangkan panas hati orang-orang yang beriman : Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman, dan menghilangkan panas hati orang-orang mu'min. Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah (9):14-15)

  8. Tujuan-tujuan lain yang dijanjikan Allah : "Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman" (Ash-Shaaf (61):13)

Wallaahu A'lam Bish-Shawab.

Al-Faqir Wal-Haqir IlaLlaah

Maraji':

  1. Al-qur'anul kariem
  2. Ats-Tsamratul Jiyaad, Fie Masaa-ili Fiq-hil Jihad, Syaikh Abu Ibrahim Al-Mihsri
  3. Badaa-'I Ush-Shanaa-'I Fii Tartiibisy Syaraa-'I, Syaikh Alaa-uddiin Al-Kisaani (587 H)

PKS: Hukuman Rajam di Aceh Harus Didialogkan?


Hukuman rajam yang dalam waktu dekat akan diterapkan di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) sebaiknya didialogkan dengan semua elemen masyarakat di Provinsi NAD sebelum benar-benar diterapkan.

"Semakin banyak elemen masyarakat yang diajak berdiaog untuk membicarakan masalah ini semakin baik," kata Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mahfud Siddik di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (11/9).

Hukum rajam, kata dia, juga harus disesuaikan dengan Undang-Undang yang berlaku baik di pusat maupun di daerah. "Kalau Pusat menerima (hukuman rajam) maka bisa saja diterapkan. Tapi kalau tidak bisa diterima, ya tidak bisa diterapkan," terangnya.

Mahfud menghimbau kepada Provinsi NAD agar memperhatikan dampak yang akan muncul bagi daerah lain terhadap peraturan yang diterapkan di wilayahnya.


"Kalau pun diterapkan, itu harus bisa memberikan dampak positif untuk daerah atau provinsi lain," pungkasnya.

Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dalam waktu dekat akan menerapkan hukuman rajam hingga mati bagi para pelaku zina. Sanksi keras tersebut akan diberlakukan kepada para pelaku zina yang sudah menikah.

Adapun bagi para pelaku zina yang memiliki status belum menikah akan dijatuhi hukuman cambuk dengan menggunakan tongkat rotan sebanyak 100 kali. Hukuman rajam dilakukan dengan cara melempari batu kepada pelaku zina hingga tewas.

Keterangan itu disampaikan Raihan Iskandar, anggota DPRD Provinsi NAD dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) seperti dikutip dari http://www.news.com.au (okz/arrahmah.com)

Kamis, September 10, 2009

"BODY PIERCING? ....Nggak deh Cing!


Body Piercing (tindik tubuh) sebenarnya sudah dikenal sejak 10 abad silam hampir di seluruh belahan dunia. Catatan sejarah menunjukkan, suku-suku primitif melakukan tindik sebagai bagian ritual adat dan penunjuk identitas derajat sosial. Tindik dianggap sebagai salah satu cara manusia menghiasi tubuh dan penampilannya. Masing-masing negara menggunakan tradisi tua ini sesuai kebudayaan yang dianut.

Suku Indian melakukan body piercing dengan cara mengantungkan dada dengan kait besi di bagian dada. Ritual yang disebut OKIPA ini diperuntukan bagi lelaki yang akan diangkat menjadi tentara atau panglima perang. Sementara sebuah suku di India melakukan ritual menusuki tubuh dengan jarum yang panjangnya bisa mencapai sekitar satu meter untuk menghormati dewa. Ritual bernama Kavandi ini biasanya digelar setiap Februari.

Sekitar lima ribu tahun lampau, di Mesir, tindik di pusar menjadi ritual, tentara Romawi menindik putingnya untuk menunjukkan kejantanan, Suku Maya menindik lidah sebagai ritual spiritual, dan anggota Kerajaan Victoria dahulu memilih menindik puting dan alat genitalnya.
Di Indonesia, tradisi tindik biasa dilakukan warga Suku Asmat di kabupaten Merauke dan Suku Dani di Kabupaten Jayawijaya, Papua. Lelaki Asmat menusuki bagian hidung dengan batang kayu atau tulang belikat babi sebagai tanda telah memasuki tahap kedewasaan.

Suku Dayak di Kalimantan mengenal tradisi penandaaan tubuh melalui tindik di daun telinga sejak abad ke-17. Tak sembarangan orang bisa menindik diri, hanya pemimpin suku atau panglima perang yang mengenakan tindik dikuping. Sedangkan kaum wanita Dayak menggunakan anting-anting pemberat untuk memperbesar cuping daun telinga. Menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaran lubang daun telinga, semakin cantik dan tinggi status sosialnya dimasyarakat. Model primitif inilah yang akhirnya banyak ditiru komunitas piercing didunia.

Namun kini menindik tubuh bukan hal yang aneh lagi bagi manusia di belahan dunia manapun. Bahkan tindik yang dulu hanya didominasi kaum hawa, sekarang sudah bukan hal aneh lagi bagi pria. Naudzubillahi min dzalik.

- Dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhu, dia menceritakan.
"Artinya : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat orang laki-laki yang bersikap seperti wanita dan wanita seperti laki-laki".
Sedangkan dalam riwayat yang lain disebutkan.
"Artinya : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat orang laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki". (Hadits Riwayat Bukhari)

Hadist di atas menunjukkan kepada kita larangan bagi laki-laki untuk menyerupai wanita, baik itu dengan cara melembutkan suara maupun dengan menirukan gerakan, pakaian, perhiasan, dan lain sebagainya dari karakter kewanitaan. Dan menunjukkan larangan bagi wanita untuk menyerupai laki-laki, baik itu dengan cara mengkasarkan suaranya maupun dengan cara meniru gerakan dan pakaian mereka. -

Tak hanya itu saja tindik yang dulu hanya digunakan di telinga, sekarang sudah 'mengembara' ke bagian tubuh lain yang memiliki tulang rawan atau daging lunak, seperti hidung, bibir, alis mata, lidah, dagu, puting, pusar dan organ yang biasa tertutup rapat.

Sebagian orang tak menyadari bahaya tindik di 'tempat tak umum', yang penting mode dan gaul, namun tak memikirkan resiko kesehatan di baliknya. Terlebih lagi jika tindik dilakukan oleh mereka yang tak memiliki latar belakang medis, sehingga mereka tidak dapat memberikan pengobatan atau perawatan pasca tindik untuk mencegah terjadinya infeksi. Di sebuah sanggar tindik, bahkan alat yang digunakan sangat sederhana. Bolpoin, alat penggaris, dan alat penindik serta alkohol untuk mengeringkan luka.

Tindik di telinga masih aman. Karena di tulang rawan, lukanya mudah dikontrol dan infeksinya bisa dilokalisir. Tapi di pusar dan lidah, sulit mengontrol luka dari gesekan bahan-bahan yang tak higenis. Tindik lidah yang lagi ngetrend saat ini sangatlah berbahaya dan besar resikonya, bahkan bisa menyebabkan penyakit jantung. Seperti kita ketahui, mulut manusia mengandung berjuta-juta bakteri, hingga lubang pada daerah tindikan di lidah akan membentuk sarang bakteri, dan disitulah kesempatan besar bakteri ikut mengalir bersama darah dan akhirnya menyebabkan infeksi-infeksi berat dapat terjadi, seperti Angina Ludwig dan Endokarditis.

Angina Ludwig adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Streptokokus, yang menginfeksi lapisan dalam dasar mulut, yang ditandai dengan pembengkakan yang dapat menutup saluran nafas.

Sedangkan Endokarditis adalah infeksi pada endokardium (lapisan dalam jantung) atau peradangan yang serius di katup jantung, yang merupakan salah satu penyebab penyakit jantung, karena bakteri oral dapat masuk ke dalam aliran darah melalui luka di lidah dan membuka jalan menuju jantung.

Disebut “gaul” bukan menjadi kebutuhan utama agar bisa diterima di lingkungan, namun sebagai seorang muslim yang telah diberikan kejelasan batas mana yang hak dan mana yang batil tidak perlu bertasyabuh (ikut-ikutan) mengikuti gaya hidup orang-orang kafir.
Selain itu jangan sampai mengorbankan kesehatan kita. Ngetren dan mengikuti mode tak harus membuat kita sakit bukan?

Sesuai hadits Nabi
Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain. (HR Ahmad dan Ibnu Majah)

Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin

"Sayang, Bukannya Aku Mendiamkanmu


Telah kita terangkan di muka bahwa laki-laki itu cenderung bersikap diam ketika menghadapi masalah. Pada sisi lain, sesungguhnya sikap diam -secara umum- adalah salah satu sifat laki-laki yang selalu diandalkannya dalam banyak keadaan, di antaranya:

- Ketika mempunyai banyak pertanyaan dan tidak menemukan jawaban atau menemui jalan buntu.
- Sedang mengalami krisis atau berbagai masalah sebagaimana telah diterangkan di muka.
- Sedang memfokuskan pikiran terhadap suatu hal pelik.
- Sedang mempunyai keinginan untuk menata dan mengumpulkan kepercayaan dirinya.

Wahai para istri, tidak ada yang perlu engkau khawatirkan. Jangan biarkan kebingungan, keraguan, dan prasangka membelenggu jiwamu. Ada beberapa nasihat berharga yang dapat kau gunakan sebagai senjata ketika suamimu bersikap diam dan mengisolir diri:

Tangguhkanlah pembicaraan dan berbagai hal yang membutuhkan penyelesaian.
Perbanyaklah suasana tenang yang dapat membantunya untuk mengakhiri sikap diamnya.
Buatlah dia merasakan cintamu, bahwa engkau selalu berada di sampingnya dan mempercayainya. Ulangilah ungkapan-ungkapan cinta dan pujian di telinganya.
Jangan mendesaknya untuk mengungkapkan berbagai masalahnya kepadamu.

- Jauhi pula olehmu perkara-perkara sebagai berikut:
- Melecehkan sikap diamnya dan mengingkarinya.
- Mengajukan solusi atas problem yang sedang dihadapinya atau secara terang-terangan mendikte perkara yang harus dia kerjakan.
- Menanti berakhirnya sikap diam suami tersebut dengan gelisah.
- Membuat dia merasa bahwa engkau gelisah dan meratapi sikapnya.

Sebagai penutup, saya mengingatkan kembali bagaimana sikap Sayyidah Khadijah Rha ketika suaminya, Rasulullah saw, memutuskan untuk berkhalwat di gua Hira . Khalwat yang dilakukan beberapa waktu sebelum turunnya wahyu tidak bisa menjadi pembenar dalam pandangan kebanyakan manusia. Pada saat itu di Makkah beredar berita dari mulut ke mulut tentang seorang laki-laki yang meninggalkan istrinya dan berdiam diri di sebuah gunung yang terpencil. Mereka terheran-heran mendengar berita itu. Tidak demikian halnya dengan Khadijah. Dia seorang istri yang penuh cinta lagi cerdas. Dia tak peduli dengan isu yang beredar di masyarakat. Dia memberikan kesempatan istirahat dan menyokong suami tercinta dan tersayangnya. Dia selalu mengirimkan makanan dan minuman untuk suaminya; juga mengutus orang yang memenuhi kebutuhan Muhammad saw dan menenangkan dirinya apabila suaminya itu terlambat.

Dari sikap ini kita dapat mengatakan bahwa Khadijah rha mempunyai dua karakter agung yang turut membantunya dalam membahagiakan suaminya tersayang:
1. Kepercayaan yang tidak terbatas kepada suaminya.
2. Pemahaman yang mendalam terhadap psikologi dan kebutuhan ruhiyah suaminya.

Sedangkan bagi para suami, sebaiknya memberitahukan sebab mengapa berdiam diri. Sikap diammu itu membuat gelisah istrimu; baik berhasil menyembunyikannya darimu atau tidak. Engkau harus memahami rasa gelisahnya itu dan segera memberitahukan kepadanya bahwa dirimu sedang ditimpa masalah yang membutuhkan solusi. Hal itu diperlukan untuk membuatnya merasa aman dan tenteram

Sikap diam merupakan sebuah timbangan yang digunakan oleh suami untuk menimbang kadar permasalahan yang sedang dihadapinya.(jun) arafah

Agar Bayi Tidur Sesuai Waktunya




"Agar Bayi Tidur Sesuai Waktunya



Bayi tidak bisa membedakan siang dan malam. Tidak seperti orang dewasa yang biasanya istirahat tidur di malam hari, bayi bisa tidur kapan saja. Kebiasaan tidur bayi pasti mempengaruhi pola hidup orang tuanya. Belum ditambah pola makan bayi yang berbeda dengan orang dewasa, bayi makan karena lapar setiap 3 atau 4 jam sekali. Ini berarti pemberian makan sepanjang hari akan berlangsung setidaknya selama beberapa minggu. Karena itu mengatur pola tidur bayi agar tidur teratur perlu dilakukan, paling tidak menambah porsi tidur malam si kecil, agar orang tuanya dapat istirahat dengan baik. Pengaturan tidur bayi dapat dilakukan dengan memperhatikan cara-cara berikut ini.
Menerapkan Pola Tidur Malam
• Kebanyakan bayi akan tidur di mana saja bila merasa lelah, oleh karena itu berusahalah sebaik-baiknya menghindarkan sinar terang dan suara gaduh di sekitar bayi yang sedang tidur.
• Ketika bayi terbangun pada malam hari, jangan memberinya stimulasi berlebihan. Biarkan lampu temaram ketika menyusui atau mengganti popoknya lalu segera tidurkan kembali setelah selesai. Jangan mengajaknya bercanda.
• Apabila bayi cenderung bangun terlalu pagi, tutuplah gorden rapat-rapat untuk menghambat sinar matahari.
• Buatlah bayi terjaga selama mungkin pada siang hari. Jikalau bayi tidur sore lebih dari 3 atau 4 jam, bangunkan dan ajak dia bercanda beberapa saat.
• Bila bayi diberikan ASI, hendaknya bayi disusui lebih lama menjelang jam tidur untuk mencegahnya terbangun karena lapar.
• Ketika bayi sudah lebih besar dan mampu makan lebih banyak, mungkin dia akan tidur sepanjang malam.
• Apabila bayi sudah berusia 3 bulan dan tetap tidak tidur malam hari, ajaklah dia bermain secara aktif pada siang dan sore hari.
Membantu Bayi Tidur Kembali
• Stimulasi lembut secara berkesinambungan sering kali berhasil membujuk bayi tidur kembali. Cobalah menepuk-nepuk, mengayun, atau menggendongnya sambil berjalan.
• Apabila bayi masih menggeliat atau menggumam, jangan salah duga bahwa dia masih terjaga. Aktivitas ini mungkin saja tanda bahwa bayi mulai tertidur.
• Bila bayi masih terjaga dan mulai menangis, ingatlah bahwa menangis selama 15 sampai 20 menit tidaklah berbahaya. Hanya saja, pastikan bahwa dia menangis bukan karena lapar, sakit, atau basah.
Beberapa minggu pertama adalah masa paling sulit. Seperti telah disebutkan, banyak bayi mulai tidur sepanjang malam pada usia 3 bulan. Yang juga biasa terjadi pada bayi adalah mereka memiliki periode tidur baik yang disusul dengan periode tidur jelek. Bisa jadi hal ini disebabkan oleh pacu tumbuh cepat yang meningkatkan kebutuhan nutrisi atau -pada bayi-bayi lebih besar- pertumbuhan gigi.
Keselamatan Bayi Sewaktu Tidur
• Para ahli perawatan anak menyarankan agar bayi lebih baik tidur dalam posisi telentang atau miring ketimbang telungkup.
• Rekomendasi ini mungkin tidak berlaku bilamana bayi lahir prematur, cenderung muntah-muntah, atau kondisi kesehatannya memungkinkan dia mengalami penyumbatan saluran napas. Periksakan pada ahli kesehatan apabila bayi Anda termasuk dalam salah satu kategori ini.
Demikian sekelumit cara agar bayi dapat tidur dengan pola yang teratur. Semoga bermanfaat.

Surat Dari Ikhwah Muslim WNI di Penjara Filipina

Beberapa waktu lalu MuslimDaily mendapat e-mail dari seseorang yang mengaku adalah para warga negara Indonesia yang sedang ditahan di sebuah penjara di Filipina. Surat ini dikirimkan ke salah seorang sanak keluarga mereka di Indonesia. Karena keluarga dari para tahanan orang Indonesia ini merasa ada perlakuan tidak manusiawi terhadap para tahanan maka keluarga meminta agar surat tersebut dipublikasikan di media umum agar diketahui publik bahwa masih banyak orang Indonesia yang ditahan di Filipina yang ditangkap karena dianggap terlibat aksi terorisme disana.

Dalam surat tersebut dijelaskan, salah satu WNI yang ditahan saat ini sedang dikarantina sendirian dan hal tersebut sudah berlangsung selama 10 bulan ini, ruangannya hanya sebesar 2x3 meter dan selama 24 jam tidak boleh dijumpai siapapun serta dipasangi empat buah kamera, salah satunya diatas kamar mandi. Mereka sudah melakukan berbagai cara untuk mengeluarkan kawan mereka dengan cara legal, namun sayang belum berhasil.

Mereka juga berencana untuk mengirimkan surat dan beritanya minta di suarakan di salah satu surat kabar, baik cetak maupun elektronik. Juga akan berusaha meminta bantuan DPR-RI dengan tembusan ke KOMNAS HAM.

Keadaan mereka disana, seperti yang mereka ceritakan dalam e-mail adalah : Mereka di sel di sebuah ruang kecil dengan wc yang dipasangi dua buah kamera untuk bertujuan menyiksa mental mereka. Para tahanan ini menyatakan pihak otoritas penjara tahu jika para tahanan Muslim WNI ini sangat menjaga aurat mereka. Otoritas penjara tidak memberitahu kenapa mereka diperlakukan berlebihan seperti ini. Jika mereka mempertanyakan hal tersebut, otoritas penjara tidak menjawab. Sebab setahu mereka para tahanan yang melakukan kesalahan-kesalahan berat seperti melawan petugas, berkelahi sesama tahanan, tertangkap basah membawa barang terlarang seperti senjata, obat terlarang, telepon seluler dan sebagainya tidak mendapat perlakukan hingga seperti yang mereka alami saat ini.

Biasanya, pelaku seperti itu hanya akan dikurung selama 24jam atau sepekan atau lebih sedikit atau tidak diberikan hak bezuk, atau tidak diperkenankan mengikuti kegiatan outdoor lainnya.

Mereka menulis surat ini setelah semua usaha legal disana tampaknya gagal terus. Posisi Kedutaan Besar Indonesia di Manila juga dianggap lemah. Alasan kedutaan adalah, pihak kedutaan besar tidak mencampuri urusan hukum dalam negeri pemerintah Filipina, mereka mengaku sangat kecewa. Mereka minta dibantu karena telah terjadi pelanggaran berat hak asasi manusia, tahanan WNI Muslim disana.

Mereka semua adalah sekedar tahanan/detainee dan belum lagi menjadi narapidana/convicted. Sebab semunya saat ini baru sekedar tuduhan-tuduhan saja. Mereka juga telah berusaha meminta bantuan melalui ICRC (International Comitte of Red Cross) namun hasilnya juga nihil.

Usaha paling legal mereka melalui pengacara sebanyak dua kali juga tidak digubris pihak otoritas. Surat pemindahan (Commitment Order) dari pengadilan sama sekali tidak dilaksanakan oleh penguasa penjara.

Bahkan, mereka seluruh tahanan Muslim di Camp Crame tersebut telah membuat suatu surat petisi untuk mengembalikan salah satu tahanan yang dikarantina dan sangat menderita bernama AHMAD FAISAL ketempat asalnya ditahanan maksimum, meskipun hanya di bulan Ramadlan ini saja, namun cara tersebut sama sekali tidak juga ditanggapi.

Bahkan semua tahanan, baik yang Muslim maupun non-Muslim bahkan para penjaga penjara sendiri di Camp Crame tersebut menganggap kasihan terhadap perlakuan berlebihan ini. Sampai saat ini mereka mengaku berusaha bersabar dan menjaga diri dari tindakan yang bisa menimbulkan kesan tidak terpuji.

Mereka minta surat yang mereka kirimkan ini juga disampaikan ke DPR-RI komisi hak asasi manusia dengan tembusan kepada KOMNAS HAM dan TPM.

Besar sekali harapan mereka agar pengaduan ini didengar oleh pemerintah Indonesia. Semoga Allah Subhanahuwata'ala membalas kebajikan semua pihak yang berusaha membantu para tahanan Muslim WNI disana.

Surat tersebut dikirimkan pada tanggal 1 September 2009.
Mereka para WNI yang ditahan di CAMP CRAME :


1.AHMAD FAISAL
2.SAIFULLAH IBRAHIM
3.TAUFUQ RIFQI
4.ABDULLAH ZAINI
5.MUHAMMAD SAIFUDDIN
6.MUHAMMAD NASIR
7.DIDI RESDIANA

e-mail dari <>

[Redaksi MuslimDaily]

Dokter Inggris Haramkan Iklan Alkohol

“... sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah najis termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan ..."

Para dokter di Inggris mendesak peng-"haram"-an menyeluruh iklan alkohol untuk mengatasi melonjaknya konsumsi alkohol dan masalah yang ditimbulkannya.

Laporan Asosiasi Medis Inggris, BMA, Rabu (9/9), mengatakan bahwa alkohol sekarang menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan di negara maju setelah rokok dan tekanan darah tinggi.

Alkohol adalah obat yang paling digemari di Inggris. Konsumsinya meningkat tajam. Karena menghadapi semakin meningkatnya pengaruh buruk alkohol pada kesehatan, Asosiasi Medis Inggris menginginkan penindakan tegas.

Industri alkohol setiap tahunnya mengeluarkan 1,3 miliar dollar AS untuk meningkatkan konsumsi. BMA menginginkan pelarangan menyeluruh terhadap iklan alkohol, dalam pensponsoran pada peristiwa olahraga dan acara musik.

Badan tersebut juga mengusulkan diterapkannya harga minimum semua produk alkohol dan pajak alkohol di atas tingkat inflasi. Laporan BMA menyatakan, bukan hanya anak muda Inggris yang minum secara tidak bertanggung jawab.

BMA mengatakan, konsumsi alkohol secara berlebihan sekarang sudah menjadi kebiasaan. Asosiasi itu menyalahkan potongan harga, kemudahan mendapatkannya karena izin operasi 24 jam, dan iklan massal yang menggunakan situs jaringan sosial di samping cara-cara yang biasa dipakai selama ini.

Laporan ini kemungkinan besar akan memicu perdebatan, sama seperti saat pembatasan iklan rokok diterapkan. BMA menyatakan, perusahaan minuman alkohol saat ini merupakan sumber kedua terbesar sponsor olahraga lewat kontrak yang bernilai jutaan dollar AS. (muslimdaily/kom)

Pindah alamat

Sahabat semua.... sekarang blog ini telah pendah ke alamat..... http://abu-fatih.blogspot.com/ http://www.tbsyahadah.blogspot.com/ htt...