Jumat, Oktober 23, 2009

Ariel "Tukang Jagal" Sharon, Membaik?

Keadaan tukang jagal Israel yang satu ini rupanya masih harus menahan siksaan di dunia, sampai kapan ia akan meregang nyawa?

izisfm - Ariel Sharon yang sudah hampir empat tahun dirawat di Sheba Medical Center, beberapa waktu lalu dikabarkan keadaannya sudah membaik. Adalah Dov Weisglas, teman lama sekaligus pengacara Sharon, yang mengatakannya kepada sebuah radio Israel.

"Dalam keadaan sebelum sadar dari keadaan komanya," demikian kata pria itu.

Namun, hal itu dibantah oleh dokter pribadi yang merawat Sharon pada Kamis (22/10), sebagaimana dikatakannya kepada Jerusalem Post. Dr. Shlomo Segev mengatakan, apa yang disampaikan Weisglas itu tidak benar dan hanya putra Sharon, menantunya, dan staf medis saja yang diperbolehkan melihat keadaan Sharon. Weisglas tidak termasuk di dalamnya.

Menurut keterangan Segev, sekarang ini Sharon berada dalam "keadaan vegetatif statis" dengan kerusakan otak yang parah dan dalam keadaan koma. Namun, kondisi komanya tidak terlalu mendalam, sehingga ia masih bisa membuka mata atau melihat obyek benda dan mengikuti pergerakannya.

Segev mengatakan bahwa tim medis merawat Sharon secara rutin, dan segera bertindak jika ada masalah yang ditemukan.

Tidak ada tanda-tanda dari Sharon bahwa ia "dalam tahap keadaan akan bangun." Segev mengatakan, "Belum ada perbaikan."

Ariel Sharon terkena stroke pada 18 Desember 2005 ketika ia beraktivitas di kantornya. Setelah itu kondisinya langsung koma hingga sekarang. Awalnya ia dirawat di Hadassah University Medical Center, kemudian dipindah ke Sheba. Sejak itulah sering merebak desas-desus yang mengatakan bahwa keadaan Sharon mulai membaik. Padahal kenyataannya justru sebaliknya.

Dokter pribadi Sharon itu menyatakan bahwa dirinya tidak bisa memperkirakan berapa lama lagi situasi seperti ini akan berlanjut, sebelum akhirnya Sharon mati. [di/jp/www.hidayatullah.com]

NAMRU, Virus dan Kursi Menkes

Terpilihnya Endang sebagai Menteri Kesehatan menimbulkan tanda tanya bagi menteri kesehatan sebelumnya Siti Fadilah Supari. “Dia (Endang) adalah mantan pegawai NAMRU. Dia memang sekarang ini tidak mempunyai jabatan khusus sebagai peneliti biasa," ucapnya dalam wawancara di sebuah stasiun televisi.

Saat menjabat, Siti memang dikenal sangat vokal terhadap keberadaan lembaga yang secara lengkap bernama Naval Medica Research Unit 2 itu. Dia bahkan secara tegas meminta agar lembaga itu segera ditutup.

Dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR 2008 lalu, Departemen Luar Negeri, Departemen Kesehatan, dan Departemen Pertahanan dengan tegas menyatakan NAMRU-2 tidak memberikan manfaat bagi bangsa. Justru berpotensi membahayakan pertahanan negara.

Pada akhir rapat, sebagian besar anggota Komisi I DPR menyatakan kerja sama dengan lembaga itu tidak perlu dilanjutkan. Komisi I memberikan tiga pilihan kepada pemerintah. Dihentikan, dihentikan untuk dievaluasi kembali, atau dievaluasi dan dilanjutkan dengan memperjuangkan persyaratan dalam perjanjian baru.

Namun, hingga kini pemerintah belum mengumumkan secara resmi keputusan akhir tentang keberadaan NAMRU-2 dan staf asing yang sebelumnya diberi kekebalan diplomatik.

Apa yang membuat keberadaan laboratorium kesehatan milik Angkatan Laut milik AS ini dianggap ‘berbahaya’? Siti menyinyalir NAMRU melakukan hal-hal rahasia di tempat yang notabene merupakan aset Depkes.

Entah apa yang sebenarnya terjadi antara Siti dengan NAMRU. Yang jelas, NAMRU bukan barang baru. Lembaga ini bertugas meneliti penyakit menular dan penyakit tropis sejak 1968. Termasuk malaria, muntaber, AIDS, dan flu burung.

Presidium Medical Emergency Rescue Comittee (Mer-C) Joserizal Jurnalis menuding lembaga itu telah menciptakan sejumlah virus baru. Virus itu kemudian disebarkan secara massal di negara kita.

Sehingga dapat menimbulkan morbiditas (penyakit) dan mortalitas (kematian). Pada akhirnya, jika persoalan kesehatan di Indonesia sudah tak mampu diatasi, maka akan datang tawaran bantuan dari pihak luar.

Ia mencontohkan ketika masih bertugas sebagai dokter di puskesmas belasan tahun lalu. Saat itu, penyakit tuberkulosis (TB) masih menyerang sebatas paru-paru. Namun, kini penyakit TB sudah mengalami banyak varian dan menjadi penyakit non-paru, karena juga menyerang persendian.

“Penyakit itu kini bukan hanya mengenai orang miskin lagi. Tapi juga kelompok strata menengah. Ini menimbulkan kecacatan bagi si pengidap dan menyerang usia produktif. Sehingga tenaga pekerja muda bisa melemah,” paparnya.

Jurnalis secara tegas menyatakan bahwa permasalahan Departemen Kesehatan bukan sebatas persoalan kesehatan ibu dan anak, tapi juga keamanan negara. Sebab, pihak asing bisa menggunakan ‘senjata kesehatan’ demi menghancurkan sendi perekonomian Indonesia.

Pengamat intelijen Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Al Chaidar sepakat dengan hal itu. Menurut dia, setiap penetrasi sebuah negara pasti memiliki kepentingan yang sifatnya lethal (mematikan), sehingga negara itu bisa mengontrol negara yang disasarnya.

“Mustahil jika ada laboratorium kedokteran tanpa ada kepentingan politik di belakang itu. AS terkenal dengan kebijakan pengembangan persenjataan kimia dan biologi. Itu alat kontrol AS untuk mengontrol negara yang berpotensi bagi ekonomi AS,” paparnya.

Menurut dia, SBY harus lebih bijak dan jangan mau didikte AS. Sehingga, tidak terkesan memberi peluang bagi kepentingan kapitalistis. “Kalau Menkesnya sudah orang yang pro-AS, maka kita akan terus dimainkan dengan virus-virus yang bisa jadi produk imperialisme,” tegasnya.

Di sisi lain, pengamat intelijen Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional (LPKN) Wawan Purwanto menilai keberadaan NAMRU tidak perlu dicurigai. Bahkan, justru menguntungkan negara. Dari kerja sama yang dilakukan, hasilnya bisa dibagi dua.

“Dari sampel (penelitian) itu tercipta obat dengan produk baru. Kita tidak perlu beli dengan mahal," ujarnya. Yang penting, lanjutnya, adalah pengawasan terhadap lembaga itu. “Bisa angkatan laut, bisa ke marinir, dan panglima TNI yang lakukan. Kalau kontrol bisa dilakukan dengan baik, ya bisa," imbuhnya.

Lalu, apa yang membuat pemerintah belum mengambil sikap atas keberadaan Namru? Yang jelas, Menkes baru memang berencana akan membuka kerja sama lagi dengan lembaga itu. [inilah)

foto : detik.com

Rabu, Oktober 21, 2009

Gempa Membersihkan Padang dari Pelacuran

izisfm – Hilangnya aktifitas pelacuran (prostitusi) di Ranah Minang menjadi salah satu dampak positif gempa di Sumatera Barat. Ternyata, musibah gempa tidak hanya membawa dampak negatif dengan hilangnya nyawa dan kerugian material.

Transaksi pelacuran yang biasanya meramaikan jalan Diponegoro, Padang, pada malam hari kini tidak terlihat lagi. Bahkan sejak 30 September lalu hingga sekarang kondisi Jalan Diponegoro sepi. Padahal sebelum gempa, biasanya, pada malam hari selalu ramai dengan taksi yang putar-putar mencari pemakai jasa kenikmatan haram.

Rudi, seorang pemilik warung kopi di Jalan Diponegoro, terkena imbasnya. Penghasilannya menurun.

Menurut penjelasan Rudi, para pelacur itu banyak yang memutuskan pulang kampung karena takut gempa besar lagi. Terus ada yang kabur ke Pekanbaru, lokasi yang aman dari gempa.

Beberapa hotel yang menjadi pelengkap kegiatan maksiat di kawasan tersebut juga rusak berat. Salah satunya Hotel Dipo, yang seluruh bangunannya hancur dihajar gempa hingga rata dengan tanah. Kemudian Music Cafe Queen yang sebagian gedungnya, di bagian dalam hingga belakang gedung, juga hancur lebur.

Dalam pandangan Islam, musibah datang karena kemaksiatan.

Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syuuraa: 30)

Semoga dengan hilangnya aktifitas prostitusi di Padang, musibah gempa yang menghancurkan tak lagi terulang.

Tapi bagaimana dengan kawasan Mangga Besar, dan sejenisnya di Jakarta, dimana kemaksiatan dan pelacuran tumpek blek tanpa mampu “dibendung”, meski Presiden RI baru terpilih kembali, namun kapan tempat ini bisa ‘bersih’ ya? (voaislam/PurWD/oz)

Rusia,Keajaiban Ayat-ayat Al Quran Muncul di Kulit Bayi

bayi yang terdapat ayat Alquran di tubuhnya

Orangtua dari bayi yang terdapat ayat Alquran di tubuhnya asal Rusia Selatan mengklaim bahwa putra mereka telah ditandai oleh Allah.

Sang ibu, Madina, mengatakan bahwa dia dan suaminya bukan merupakan orang yang taat beragama sampai tulisan-tulisan itu muncul. Madina mengatakan, mereka awalnya tidak memperlihatkan kepada siapa pun mengenai tulisan-tulisan yang tidak bisa dijelaskan itu sampai akhirnya mengungkapkan hal tersebut ke dokter dan imam di desa mereka, Oktober Merah, yang merupakan kawasan dengan pengaruh Muslim yang kuat. Saat ini, si bayi menjadi fokus perhatian orang-orang Muslim di kawasan tempat tinggalnya di Provinsi Dagestan yang berdekatan dengan daerah konflik Chechnya di selatan Rusia. Seorang anggota parlemen lokal, Akhmedpasha Amiralaev, mengatakan bahwa “Bayi laki-laki ini merupakan tanda dari Allah. Allah menggirimkannya ke Dagestan untuk menghentikan pemberontakan dan ketegangan di republik kita.”

Ibu si bayi mengatakan, “Biasanya tanda-tanda itu muncul dua kali seminggu, pada hari Senin dan pada malam antara Kamis dan Jumat. Ali selalu merasa kesakitan ketika itu muncul. Dia menangis dan suhu tubuhnya tinggi. Tidak mungkin menggendongnya ketika itu terjadi. Badannya aktif bergerak, maka kami menempatkan dia di ayunannya. Sedih rasanya ketika melihat dia menderita.” Frase-frase itu, kata Madina, secara teratur bergantian muncul di kulit si bayi.

Seorang imam lokal, Abdulla, mengatakan kepada penduduk bahwa dalam Al Quran dikatakan, sebelum akhir zaman datang, akan muncul orang-orang dengan ayat-ayat kitab suci di tubuh mereka. Dia mengatakan, salah satu tanda yang terbaca berbunyi, “Jangan sembunyikan tanda-tanda ini dari orang-orang.” Kisah bayi dari Dagestan ini juga telah menarik perhatian media Rusia.


Pejabat agama setempat percaya bahwa ini adalah tanda-tanda Kebesaran Allah Yang Mahakuasa. Kepala pusat Muslim Kaukasus Utara Berdyev Ismail menegaskan tanda-tanda tersebut ditujukan kepada orang-orang tidak memiliki keyakinan tentang kebesaran Allah.

Biarkan mereka melihat bahwa tanda-tanda ini tidak disengaja. Ini adalah tanda-tanda kebesaran Allah. Kami, umat Muslim menyadari hal itu. Biarkan skeptis dan ketidak percayaan akan menyadarkannya juga, "ia menegaskan.

Dewan Mufti Rusia melihat pesan ini merupakan keajaiban.Kami menafsirkan tanda-tanda sebagai panggilan untuk orang-orang Muslim di kawasan tempat tinggalnya di Provinsi Dagestan Rusia. Mereka harus bertobat kep

Bayi laki-laki ini merupakan tanda dari Allah

ada Allah atas dosa-dosa mereka dan menyelesaikan konflik perang saudara yang telah melumpuhkan Dagestan dan seluruh Kaukasus, "sebuah pernyataan yang di lansir website resmi mereka.

Sementara itu, para dokter berpikir sebaliknya. Mereka hampir yakin tanda-tanda telah ditulis oleh orangtua Ali .

Lyudmila Luss dari lembaga imunologi Rusia mengatakan bahwa tulisan di badan bayi telah dibuat menggunakan bahan kimiawi.

"Bahan seperti lada dan garam atau obat-obatan yang dapat menyebabkan peradangan pada kulit dan meninggalkan bekas merah dalam bentuk huruf Arab. Kulit kemudian menjadi terkelupas dan meradang ketika membelai atau digosok dengan benda tumpul.

Sejauh ini, keluarga Ali telah menolak untuk pemeriksaan teliti. Sementara itu, media Rusia melaporkan bahwa Ali awalnya didiagnosis dengan penyakit jantung koroner dan serebral spastic kelumpuhan kanak-kanak, tetapi secara berangsur-angsur kelainan tersebut mulai hilang.

Senin, Oktober 19, 2009

Meningkatnya Jumlah Orang Barat di Camp Militer Mujahidin

Washington - Angka orang-orang barat, termasuk Amerika yang pergi ke Afghanistan dan Pakistan untuk mengikuti latihan militer di camp milisi Islam meningkat terus, lapor The Washington Post Ahad sore.


Mengutip dari sumber pejabat kontraterorisme Amerika dan Eropa yang tidak mau disebutkan namanya, koran tersebut menyatakan bahwa aliran orang-orang yang berangkat kesana tidak surut walaupun CIA dalam setahun ini gencar mengkampanyekan pembunuhan para pemimpin Al Qaeda dan Taliban melalui serangan misil dari pesawat tak berawaknya.

Sejak Januari, paling tidak 30 orang Jerman telah melakukan perjalanan ke Pakistan untuk mengikuti pelatihan, kata laporan tersebut, yang mengutip pernyataan dari sumber keamanan Jerman.

Sekitar 10 orang telah kembali lagi ke Jerman tahun ini, menyebabkan kekhawatiran akan rencana serangan baru dengan target Eropa, kata koran tersebut.

Petugas kemanan di Jerman sudah dalam kondisi siaga penuh sejak bulan lalu, ketika sebuah grup yang berafiliasi dengan Taliban dan Al Qaeda mengeluarkan beberapa video yang menyatakan bahwa menyerang target-target di Jerman adalah mutlak dilakukan jika pemerintah Jerman tidak segera membawa pulang tentaranya dari Afghanistan, kata koran tersebut.

Di Afghanistan, terdapat sekitar 3,800 tentara Jerman, Jerman merupakan kontingen NATO terbesar ke-tiga setelah Amerika dan Inggris.

Pejabat Jerman mengatakan, jika para pemimpin Taliban dan Al Qaeda berusaha mengeksploitasi oposisi domestik Jerman agar menentang perang di Afghanistan, tutup Laporan tersebut.

[muslimdaily.net/afp]

Jumat, Oktober 09, 2009

TAHAP-TAHAP PENYESATAN SYETAN

Syaithan adalah musuh sejati Bani Adam, maka hendaklah manusia berhati-hati serta waspada terhadap segala tipu daya yang mereka lancarkan untuk menyesatkan manusia. Di antara jurus dan tipu daya yang mereka lancarkan ialah melalui celah perbuatan dosa dan maksiat dengan berbagai tingkatannya.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah di dalam kitabnya Madaarijus Saalikin telah menjelaskan beberapa jurus dan tipu daya syaitan dalam menjerumuskan manusia. Berikut ini langkah-langkah syaitan dalam menyesatkan manusia:

Pertama: Kekufuran dan Kesyirikan

Yaitu ajakan syaitan kepada manusia agar kufur kepada Allah subhanahu wata’ala, keluar dari agama-Nya dan mengingkari sifat-sifat-Nya. Di antara bentuk kekufuran yang terkadang masih samar bagi kebanyakan manusia adalah ajakan berbuat kesyirikan.

Syirik merupakan ajakan dan tipu daya syaitan yang terbesar untuk menyesatkan manusia, karena syaitan menyadari dosa syirik tidak akan di ampuni oleh Allah subhanahu wata’ala.

Apabila syaitan itu menang dan mampu menggelincirkan manusia dalam langkah ini, maka permusuhan antara dia dengan manusia akan berkurang. Dia akan menjadikan bani Adam yang menyambut ajakan dan seruannya tersebut sebagai bala tentaranya (agen-agen syaitan), akan tetapi di hari Kiamat nanti syaitan akan berlepas diri dari tanggung jawabnya terhadap manusia.

Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Dan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, syaitan berkata, “Sesung-guhnya Allah telah menjanjikan kepada-mu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tiada kekuasaan bagiku terhadapmu, melain-kan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu menjadikan aku sekutu (bagi Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya hamba-hamba yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (QS. Ibrahim: 22)

Akan tetapi, jika manusia selamat dan tidak tertipu dengan tipu dayanya ini karena mendapatkan ilmu dan hidayah dari Allah subhanahu wata’ala, maka syaitan akan berusaha menempuh langkah berikutnya:

Ke Dua: Berbuat Bid’ah

Apabila syetan gagal menyesatkan manusia dengan cara yang pertama, yakni kemusyrikan maka dia akan berusaha menyesatkan manusia dengan cara yang lain, yaitu melalui celah kebid'ahan. Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim mengetahui perbedaan antara sunnah dengan bid'ah. Bujukan dan ajakan syaitan dalam langkah yang ke dua ini, bisa dengan cara meyakini sesuatu yang berlawanan dengan kebenaran yang dengan hal itu Allah subhanahu wata’ala telah mengutus para rasul-Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya, yaitu dengan cara membujuk manusia tersebut agar beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala dengan cara-cara yang tidak diizinkan oleh-Nya.

Dalam hal ini Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata, “Bid'ah lebih disenangi oleh Iblis daripada perbuatan maksiat, karena pelaku maksiat biasanya bertaubat, sedangkan pelaku bid'ah tidak bertaubat.”

Apabila manusia itu selamat dari bujukan dan tipu daya yang ke dua ini dan dia mampu melawannya dengan cahaya Sunnah, berpegang teguh dengannya, mengikuti dan berjalan di atas manhaj salaf yaitu generasi terbaik dari ummat ini dari kalangan para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka syaitan akan menempuh langkah yang ke tiga.

Ke Tiga: Dosa Besar

Apabila syaitan merasa gagal menjerumuskan manusia lewat jalan kebid'ahan dalam agama, maka dia akan menempuh cara yang lain yaitu mengajak manusia untuk berbuat dosa besar. Syaitan sangat bernafsu untuk menjatuhkan seorang insan ke dalam dosa besar. Jika dia seorang alim yang menjadi panutan ummat, maka nantinya dosa yang dia perbuat tersebar di kalangan ummat, sehingga ummat akan lari dan tidak lagi mau mengambil ilmu darinya. (Tafsir Qayyim hal. 613)

Sahabat yang mulia Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, berkata, “Dosa besar adalah setiap dosa yang Allah tutup akhirnya dengan ancaman neraka, murka, laknat dan adzab-Nya.” (Tafsir Ath-Thabari 5/41).

Maka sudah semestinya setiap muslim untuk menjauhi dosa-dosa besar, agar selamat dari laknat Allah dan ancaman adzab-Nya. Perhatikanlah firman Allah subhanahu wata’ala berikut ini, artinya,
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang untuk mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia(surga).” (QS. An-Nisa`: 31)


Imam Adz-Dzahabi rahimahullah menuturkan, “Berdasarkan nash ini, Allah menjamin akan memberikan jaminan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar untuk memasukkannya ke dalam surga.” (Al-Kabaair tahqiq Sayyid Ibrahim, hal 13)

Orang mukmin yang melakukan dosa besar adalah orang mukmin yang keimanannya sedang menurun. Apabila dia meninggal dunia dalam keadaan tidak bertaubat dari dosanya, maka perkaranya dikembalikan kepada Allah subhanahu wata’ala. Jika Allah berkehendak mengadzabnya, maka Dia akan mengadzabnya sesuai dengan dosa yang dia perbuat, kemudian dimasukkan ke dalam surga. Jika Allah subhanahu wata’ala berkehendak mengampuni, maka Dia akan mengampuni dan tidak menyiksanya.

Inilah langkah ke tiga yang ditempuh oleh syaitan, apabila dengan cara ini dia tidak mampu menjerumuskan manusia, maka syaitan itu akan mengambil langkah yang ke empat, yaitu melakukan dosa-dosa kecil.

Ke Empat: Dosa Kecil

Apabila syaitan telah putus asa untuk menjerumuskan manusia ke dalam dosa besar, maka dia akan membujuknya untuk melakukan dosa-dosa kecil yang apabila terkumpul pada diri manusia, maka dapat membinasa-kannya. (Tafsir Qayyim hal. 613)

Banyak sekali hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang memberikan peringatan akan bahaya dosa-dosa kecil. Diriwayatkan dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berkata kepadaku,
“Wahai 'Aisyah, waspadalah dari meremehkan amalan-amalan, karena ssungguhnya amalan itu akan dituntut pertanggungjawabannya di hadapan Allah kelak.” (HR. Abu Dawud, Darimi, Ibnu Hibban, Ahmad dan dishahihkan oleh Syekh Al-Albani)

Imam Ibnu Baththal rahimahullah berkata, “Dosa-dosa kecil apabila banyak dan dilakukan terus menerus bisa menjadi besar.” (Fathul Bari 11/337)

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Setan akan senantiasa membujuk manusia untuk melakukan dosa kecil hingga dia menganggap enteng dosa tersebut, maka orang berbuat dosa besar dengan rasa takut masih lebih baik ketimbang orang yang meremehkan dosa walaupun kecil.” (Tafsir Qayyim hal. 613).

Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Seorang mukmin hendaklah menyikapi dosanya bagaikan orang yang sedang duduk di bawah gunung besar yang nyaris menimpanya, sedangkan orang yang fajir melihat dosanya bagaikan lalat yang hinggap di hidungnya sekali kibas ia akan terbang.” (riwayat al-Bukhari)

Bilal Bin Sa'id rahimahullah berkata, “Janganlah engkau melihat kecilnya dosa, tapi perhatikanlah kepada siapa engkau berbuat maksiat.” (At-Tahzir Minal Muharramat) (Isnen Azhar, Lc)

Selasa, Oktober 06, 2009

Hubungan Antara Dosa Dan Bencana

Oleh: Muhammad Mukhlis

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ؛ أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.

Ma’assyirol muslimin, rahimakumullah
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhannahu wa Ta’ala yang telah menjadikan kita sebagai hamba-hambaNya yang beriman, yang telah menunjuki kita shiratal mustaqim, jalan yang lurus, yaitu jalan yang telah ditempuh orang-orang yang telah diberi ni’mat oleh Allah, dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada’ dan shalihin.
Saya bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi kecuali Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya, semoga shalawat dan salam selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau dengan baik hingga hari kiamat.
Selanjutnya dari atas mimbar ini, perkenankanlah saya menyampaikan wasiat kepada saudara-saudara sekalian dan kepada diri saya sendiri, marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala selama sisa umur yang Allah karuniakan kepada kita, dengan berusaha semaksimal mungkin menjauhi larangan-laranganNya dan melaksanakan perintah-perintahNya dalam seluruh aktivitas dan sisi kehidupan. Sungguh kita semua kelak akan menghadap Allah sendiri-sendiri untuk mempertang-gungjawabkan seluruh aktivitas yang kita lakukan. Pada hari itu, hari yang tidak diragukan lagi kedatangannya, yaitu hari kiamat, tidak akan bermanfaat harta benda yang dikumpul-kumpulkan dan anak yang dibangga-banggakan kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang salim, hati yang betul-betul bersih dari syirik sebagaimana firmanNya dalam Surat Asy-Syu’aro ayat 88-89:
(Yaitu) di hari harta dan anak laki-laki tidak berguna, kecuali bagi orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Asy-Syu’ara’: 88-89)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Dalam kesempatan khutbah Jum’at kali ini saya akan membahas tentang hubungan antara dosa dan bencana yang menimpa umat manusia sebagaimana yang diterangkan di dalam Al-Qur’an. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berbunyi:
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”
Allah juga berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 112:
Artinya: “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rizkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat”
Seorang ulama’ yang bernama Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu memberi ulasan terhadap kedua ayat tersebut dengan mengatakan: “Ayat-ayat yang mulia ini memberi pengertian kepada kita bahwa Allah itu Maha Adil dan Maha Bijaksana, Ia tidak akan menurunkan bala’ dan bencana atas suatu kaum kecuali karena perbuatan maksiat dan pelanggaran mereka terhadap perintah-perintah Allah” (Jalan Golongan Yang Selamat, 1998:149)
Kebanyakan orang memandang berbagai macam musibah yang menimpa manusia hanya dengan logika berpikir yang bersifat rasional, terlepas dari tuntutan Wahyu Ilahi. Misalnya terjadinya becana alam berupa letusan gunung berapi, banjir, gempa bumi, kekeringan, kelaparan dan lain-lain, dianggap sebagai fenomena kejadian alam yang bisa dijelaskan secara rasional sebab-sebabnya. Demikian dengan krisis yang berkepanjangan, yang menimbulkan berbagai macam dampak negatif dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga masyarakat tidak merasakan kehidupan aman, tenteram dan sejahtera, hanya dilihat dari sudut pandang logika rasional manusia. Sehingga, solusi-solusi yang diberikan tidak mengarah pada penghilangan sebab-sebab utama yang bersifat transendental yaitu kemaksiatan umat manusia kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala Sang Pencipta Jagat Raya, yang ditanganNyalah seluruh kebaikan dan kepadaNya lah dikembalikan segala urusan.
Bila umat manusia masih terus menerus menentang perintah-perintah Allah, melanggar larangan-laranganNya, maka bencana demi bencana, serta krisis demi krisis akan datang silih berganti sehingga mereka betul-betul bertaubat kepada Allah.
Ikhwani fid-din rahimakumullah
Marilah kita lihat keadaan di sekitar kita. Berbagai macam praktek kemaksiatan terjadi secara terbuka dan merata di tengah-tengah masyarakat. Perjudian marak dimana-mana, prostitusi demikian juga, narkoba merajalela, pergaulan bebas semakin menjadi-jadi, minuman keras menjadi pemandangan sehari-hari, korupsi dan manipulasi telah menjadi tradisi serta pembunuhan tanpa alasan yang benar telah menjadi berita setiap hari.
Pertanyaannya sekarang, mengapa segala kemungkaran ini bisa merajalela di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas muslim ini? Jawabannya adalah tidak ditegakkannya kewajiban yang agung dari Allah Subhannahu wa Ta’ala yaitu amar ma’ruf nahi mungkar, secara serius baik oleh individu maupun pemerintah sebagai institusi yang paling bertanggung jawab dan paling mampu untuk memberantas segala macam kemungkaran secara efektif dan efisien. Karena pemerintah memiliki kekuatan dan otoritas untuk melakukan, meskipun kewajiban mengingkari kemungkaran itu merupakan kewajiban setiap individu muslim sebagaimana sabda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam :

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ.

Artinya: “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah merubahnya dengan tangannya, bila tidak mampu ubahlah dengan lisannya, bila tidak mampu ubahlah dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman” (Hadits shahih riwayat Muslim)
Namun harus diketahui bahwa memberantas kemungkaran yang sudah merajalela tidak hanya dilakukan oleh individu-individu, karena kurang efektif dan kadang-kadang beresiko tinggi. Sehingga kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar itu bisa dilakukan secara sempurna dan efektif oleh pemerintah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Usman bin Affan Radhiallaahu anhu , khalifah umat Islam yang ketiga:
“Sesungguhnya Allah mencegah dengan sulthan (kekuasaan) apa yang tidak bisa dicegah dengan Al-Qur’an”
Disamping itu amar ma’ruf nahi mungkar merupakan salah satu tugas utama sebuah pemerintahan, sebagaimana dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah:
“Sesungguhnya kekuasaan mengatur masyarakat adalah kewajiban agama yang paling besar, karena agama tidak dapat tegak tanpa negara. Dan karena Allah mewajibkan menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar, menolong orang-orang teraniaya. Begitu pula kewajiban-kewajiban lain seperti jihad, menegakkan keadilan dan penegakan sanksi-sanksi atau perbuatan pidana. Semua ini tidak akan terpenuhi tanpa adanya kekuatan dan pemerintahan” (As Siyasah Asy Syar’iyah, Ibnu Taimiyah: 171-173).
Apabila kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar itu tidak dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka sebagai akibatnya Allah akan menimpakan adzab secara merata baik kepada orang-orang yang melakukan kemungkaran ataupun tidak. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, dalam sebuah haditst Hasan riwayat Tarmidzi:

وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ وَلَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوْشَكَنَّ اللهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُوْنَهُ فَلاَ يُسْتَجَابَ لَكُمْ.

Artinya: “Demi Allah yang diriku berada di tanganNya! Hendaklah kalian memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar atau Allah akan menurunkan siksa kepada kalian, lalu kalian berdo’a namun tidak dikabulkan”.
Demikian pula Allah menegaskan di dalam QS. Al-Maidah ayat: 78-79, bahwa salah satu sebab dilaknatnya suatu bangsa adalah bila bangsa tersebut meninggalkan kewajiban saling melarang perbuatan mungkar yang muncul di kalangan mereka.
Artinya: “Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. Mereka satu sama lain tidak melarang perbuatan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka perbuat”
Yang dimaksud laknat adalah dijauhkan dari rahmat Allah Subhannahu wa Ta’ala . Dengan demikian supaya bangsa ini bisa keluar dan terhindar dari berbagai krisis dalam kehidupan di segala bidang dan selamat dari beragam musibah dan bencana, hendaklah seluruh kaum muslimin dan para pemimpin atau penguasa mereka, bertaubat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dengan memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang perbuatan-perbuatan mungkar sesuai dengan kemampuan dan kapasitas masing-masing, mentaati Allah Ta’ala dan menjauhi seluruh larangan-larangan dalam seluruh aspek kehidupan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيْئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Dalam khutbah kedua ini saya akan memberikan kesim-pulan dari khutbah pertama. Yang pertama, kemaksiatan manusia kepada Allah Rabbul ‘Alamin merupakan penyebab utama terjadinya berbagai musibah yang menimpa umat manusia baik itu berupa bencana alam maupun krisis di berbagai bidang kehidupan. Yang kedua, satu-satunya jalan untuk terhindar dari segala musibah tersebut dan dapat menikmati kehidupan yang aman, tenteram, damai dan sejahtera adalah dengan mengikuti petunjuk-petunjuk Allah dan RasulNya Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam dalam seluruh aspek kehidupan yang ada dengan penuh ketundukkan, kecintaan dan keikhlasan. Yang ketiga, bahwa segala do’a dan istighatsah yang dilakukan umat Islam supaya bisa keluar dari segala macam musibah tidak akan dikabulkan oleh Allah kecuali bila kaum muslimin secara sungguh-sungguh memerintahkan kepada yang ma’ruf dan memberantas segala yang mungkar.
Akhirnya marilah kita tutup khutbah Jum’at ini dengan berdo’a kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala :

رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوا بِرَبِّكُمْ فَئَامَنَّا، رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْعَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ.
رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَاوَعَدتَنَا عَلَىرُسُلِكَ وَلاَتُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيعَادَ.
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى رَسُوْلِهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ

Minggu, Oktober 04, 2009

MUI : Kapitalisme Dalam Gempa Undang Bencana Lainnya


Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut mengimbau agar pihak mana pun tidak menerapkan asas kapitalisme dalam musibah gempa di Sumbar karena dapat mengundang datangnya bencana yang lain.

"Itu sama saja dengan menyakiti dan menzolimi saudara kita yang sedang dalam kesusahan," kata Ketua Komisi Fatwa MUI Sumut, Dr H. Ramlan Yusuf Rangkuti, MA di Medan, Sabtu.

Pernyataan itu disampaikan Ramlan Yusuf Rangkuti ketika dimintai fatwanya tentang adanya perusahaan, termasuk maskapai yang mengambil keuntungan dari musibah gempa yang melanda Sumbar dengan menjual tiket pesawat kepada keluarga korban melebihi tarif batas atas.

Memang, kata Ramlan Yusuf, dalam teori ekonomi, apalagi kapitalisme selalu mengajatrkan untuk mencari keuntungan dalam setiap kesempatan.

Termasuk teori yang menyebutkan semakin tingginya permintaan terhadap suatu barang makan semakin tinggi pula harga yang ditentukan.

Namun, kata dia, sebagai bangsa yang beragama, sudah sewajarnya warga negara Indonesia manusia saling membantu dalam kesulitan.

Paling tidak, tambahnya, tidak melakukan perbuatan yang dapat menambah kesusaha dan kesulitan terhadap orang-orang yang sedang mengalami kesusahan itu.

"Jika itu dilakukan, haram hukumnya," kata Dosen di IAIN Sumut, USU dan UISU tersebut.

Ia mengimbau, perusahaan yang menerapkan kebijakan untuk mengambil keuntungan dari peristiwa gempa di Sumbar itu menghentikan perbuatannya.

Dalam pandangan agama, perbuatan itu dapat dikategorikan sebagai tindakan yang menzolimi dan menyakiti manusia yang sedang beredih dan dalam kesusahan.

"Perlu disadari, hal itu dapat mengundang bencana lain bagi bangsa Indonesia," katanya.

Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter mengguncang Padang, Sumbar, Rabu (30/9) pukul 17:16 WIB yang terjadi pada episentrum 0,84 lintang selatan (LS) dan 99,65 bujur timur (BT), dengan kedalaman 71 km.

Gempa tersebut berada di dasar laut 57 km barat Daya Pariaman, Provinsi Sumbar.

Pada pukul 17:38 WIB terjadi lagi gempa susulan dengan kekuatan 6,2 SR pada episentrum 0,72 LS dan 99,94 BT dan pusat gempa berada di 22 km barat daya Pariaman Provinsi Sumbar dengan kedalaman 110 km.

Selain menghancurkan ratusan bangunan milik pemerintah, warga dan pusat perbelanjaan, gempa itu juga menewaskan ratusan warga Sumbar.(ant)(voa-islam)

Sabtu, Oktober 03, 2009

Ketua IMF Dilempar Sepatu, Al Zaidi Jilid II

Islambul - Seorang pemrotes, Kamis (1/10/09) melemparkan sepatu ke ketua IMF (Dana Moneter Internasional) Dominique Strauss-Kahn ketika ia berpidato di hadapan mahasiswa unversitas di kota terbesar Turki, Istanbul.

Pemrotes itu, yang diduga adalah mahasiswa, meneriakan "IMF, Keluar dari Turki!" ketika ia melemparkan sepatu olahraga, yang jatuh dekat ketua IMF itu , kata seorang saksi mata koresponden AFP.

Pemrotes itu segera digiring keluar ruang pertemuan oleh petugas keamanan.

Taktik melemparkan sepatu itu pertama kali digunakan di Irak tahun lalu terhadap Presiden Amerika Serikat George W Bush dan sejak itu terjadi beberapa aksi protes serupa itu. (muslimdaily)

Jumat, Oktober 02, 2009

Bantuan Negara Arab Sangat Dibutuhkan, Dubes Saudi Sampaikan Dukacita Bagi Korban Gempa

Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Abdurrahman Muhammad Amin al Khoyat menyampaikan dukacita bagi korban gempa di Sumatera Barat, khususnya Padang.

"Dukacita sedalam-dalamnya dari Raja Abdullah dan Putra Mahkota," kata dia usai melaksanakan salat Jumat dan Ghaib bagi korban gempa bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla di Masjid Istiqlal, Jumat 2 Oktober 2009

"Pemerintah Saudi akan koordinasi untuk memberikan bantuan apa saja yang diperlukam rakyat Indonesia," kata dia sesuai terjemahan imam Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yaqub.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menambahkan sejumlah negara-negara sahabat telah memberikan bantuan. Diantara, Jepang, Australia, Norwegia, Singapura. Dukungan bantuan dari negara-negara Arab dan Timur Tengah sangat diharapkan oleh korban gempa di Sumatera Barat dan Jambi.

Perlu diketahui, bantuan negara-negara Arab dan Timur Tengah selama ini terhadap korban gempa di Indonesia merupakan yang terbesar meskipun terkesan lamban. Tak tanggung-tanggung, ketika itu hingga musibah telah berlangsung dua minggu, total sumbangan rakyat Saudi dan pihak kerajaan telah mencapai jumlah yang cukup fantastis, 800 juta dolar AS atau sekitar Rp7,2 triliun (kurs Rp9. 000 per 1 dolar AS). Sumbangan sebesar Rp7,2 triliun dari Arab Saudi tersebut jauh lebih besar dibanding sumbangan dari negara-negara asing termasuk AS sebesar US$ 350 juta.

Yang tidak kalah fantastisnya ketika itu, sumbangan sebesar 800 juta dolar AS atau sekitar Rp. 7,2 triliun dari Arab Saudi itu diberikan dalam bentuk hibah alias tunai. Bukan utang. Berbeda dengan bantuan beberapa negara asing termasuk AS yang berupa pinjaman.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, dana untuk proses rehabilitasi seluruh bangunan dan infrastruktur yang rusak akibat gempa yang mengguncang beberapa daerah di Sumatera diperkirakan mencapai Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun.

"Tiga sampai empat triliun untuk rehabilitasi," ucap JK menanggapi pertanyaan wartawan saat jumpa pers seusai shalat Jumat di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (2/10). Ikut hadir menemani Menteri Agama Maftuh Basyuni serta Duta Besar Arab Saudi Abdurahman Moh Amin Al Khayyad.

Namun, kata Wapres, rehabilitasi merupakan tahap kedua yang akan dilakukan pemerintah setelah menyelesaikan tahap pertama, yaitu tanggap darurat. Untuk tahap pertama, pemerintah telah mengucurkan dana Rp 100 miliar. Dana itu untuk menyelamatkan seluruh korban selamat dengan menyuplai logistik baik makanan, obat-obatan, tempat tinggal sementara, dan sebagainya.

"Setelah itu lalu rehabilitasi secepatnya," kata JK.

Takut Tuduhan Terorisme

Kesan lamban bantuan negara-negara Arab terhadap korban gempa biasanya dilatarbelakangi ketakutan mereka terhadap tuduhan keterkaitan dengan kegiatan terorisme.

Keraguan bangsa Arab untuk segera cepat menolong saudaranya sendiri di Indonesia, memang bisa dipahami. Semenjak 11 September yang oleh Amerika Serikat (AS) kemudian dijadikan batu pijakan melakukan ‘perang melawan teroris’ membuat negara-negara Islam ikut-ikutan kena getah. Apalagi, AS dengan seenaknya saja mengaitkan apapun dana yang diberikan Timur Tengah.

Pengawasan ketat terhadap aliran dana dari Timur Tenggah di saat kompanye anti-terorisme membuat sumbangan dari masyarakat Arab terkesan lamban. Hal ini membuat masyarakat Arab lebih menghindari masalah yang dapat muncul akibat dana ke luar negeri, termasuk memberikan sumbangan bagi korban bencana di Asia Selatan.

Sudah menjadi rahasia umum, dana-dana Timur Tengah yang dulunya bisa dengan mudah mengucur di Indonesia untuk keperluan dakwah dan pembangunan masjid atau pesantren sudah lama berhenti.

Namun spontanitas negara Arab terhadap korban tsunami di Indonesia beberapa saat lalu diharapkan bisa kembali menyatukan rasa kemanusiaan mereka pada saudara-saudara seiman tak peduli sekejam apapun kritikan pers Barat dan tuduhan Amerika. (muslimdaily/bbs)

Pindah alamat

Sahabat semua.... sekarang blog ini telah pendah ke alamat..... http://abu-fatih.blogspot.com/ http://www.tbsyahadah.blogspot.com/ htt...