Izzatul Islam 107.9 FM

Menebar Dakwah, Merajut ukhuwah.

Kamis, September 10, 2009

"Sayang, Bukannya Aku Mendiamkanmu


Telah kita terangkan di muka bahwa laki-laki itu cenderung bersikap diam ketika menghadapi masalah. Pada sisi lain, sesungguhnya sikap diam -secara umum- adalah salah satu sifat laki-laki yang selalu diandalkannya dalam banyak keadaan, di antaranya:

- Ketika mempunyai banyak pertanyaan dan tidak menemukan jawaban atau menemui jalan buntu.
- Sedang mengalami krisis atau berbagai masalah sebagaimana telah diterangkan di muka.
- Sedang memfokuskan pikiran terhadap suatu hal pelik.
- Sedang mempunyai keinginan untuk menata dan mengumpulkan kepercayaan dirinya.

Wahai para istri, tidak ada yang perlu engkau khawatirkan. Jangan biarkan kebingungan, keraguan, dan prasangka membelenggu jiwamu. Ada beberapa nasihat berharga yang dapat kau gunakan sebagai senjata ketika suamimu bersikap diam dan mengisolir diri:

Tangguhkanlah pembicaraan dan berbagai hal yang membutuhkan penyelesaian.
Perbanyaklah suasana tenang yang dapat membantunya untuk mengakhiri sikap diamnya.
Buatlah dia merasakan cintamu, bahwa engkau selalu berada di sampingnya dan mempercayainya. Ulangilah ungkapan-ungkapan cinta dan pujian di telinganya.
Jangan mendesaknya untuk mengungkapkan berbagai masalahnya kepadamu.

- Jauhi pula olehmu perkara-perkara sebagai berikut:
- Melecehkan sikap diamnya dan mengingkarinya.
- Mengajukan solusi atas problem yang sedang dihadapinya atau secara terang-terangan mendikte perkara yang harus dia kerjakan.
- Menanti berakhirnya sikap diam suami tersebut dengan gelisah.
- Membuat dia merasa bahwa engkau gelisah dan meratapi sikapnya.

Sebagai penutup, saya mengingatkan kembali bagaimana sikap Sayyidah Khadijah Rha ketika suaminya, Rasulullah saw, memutuskan untuk berkhalwat di gua Hira . Khalwat yang dilakukan beberapa waktu sebelum turunnya wahyu tidak bisa menjadi pembenar dalam pandangan kebanyakan manusia. Pada saat itu di Makkah beredar berita dari mulut ke mulut tentang seorang laki-laki yang meninggalkan istrinya dan berdiam diri di sebuah gunung yang terpencil. Mereka terheran-heran mendengar berita itu. Tidak demikian halnya dengan Khadijah. Dia seorang istri yang penuh cinta lagi cerdas. Dia tak peduli dengan isu yang beredar di masyarakat. Dia memberikan kesempatan istirahat dan menyokong suami tercinta dan tersayangnya. Dia selalu mengirimkan makanan dan minuman untuk suaminya; juga mengutus orang yang memenuhi kebutuhan Muhammad saw dan menenangkan dirinya apabila suaminya itu terlambat.

Dari sikap ini kita dapat mengatakan bahwa Khadijah rha mempunyai dua karakter agung yang turut membantunya dalam membahagiakan suaminya tersayang:
1. Kepercayaan yang tidak terbatas kepada suaminya.
2. Pemahaman yang mendalam terhadap psikologi dan kebutuhan ruhiyah suaminya.

Sedangkan bagi para suami, sebaiknya memberitahukan sebab mengapa berdiam diri. Sikap diammu itu membuat gelisah istrimu; baik berhasil menyembunyikannya darimu atau tidak. Engkau harus memahami rasa gelisahnya itu dan segera memberitahukan kepadanya bahwa dirimu sedang ditimpa masalah yang membutuhkan solusi. Hal itu diperlukan untuk membuatnya merasa aman dan tenteram

Sikap diam merupakan sebuah timbangan yang digunakan oleh suami untuk menimbang kadar permasalahan yang sedang dihadapinya.(jun) arafah

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda